Jumat, 03 Januari 2020

Pengasuhan Positif

PENGASUHAN POSITIF


Pengertian Pengasuhan Positif 
Pengasuhan positif merupakan pengasuhan yang berdasarkan kasih sayang, saling menghargai, membangun hubungan yang hangat antara anak dan orang tua. Penerapan pengasuhan ini akan saling membangun dengan mengedepankan penghargaan, pemenuhan, dan perlindungan hak anak, serta mengutamakan kepentingan terbaik anak. Orang tua yang menerapkan pengasuhan positif selalu berupaya menciptakan lingkungan yang ramah dan bersahabat untuk anak sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Apa tujuan pengasuhan positif?
1.       Meningkatkan Kualitas Interaksi anak dengan orang tua
Dengan memberikan pengasuhan positif, anak akan merasa disayangi dan dihargai oleh orang tua. Di sisi lain, orang tua juga merasa dipercaya dan dihormati oleh anak. Hal ini membuat kualitas interaksi antara anak dan orang tua lebih positif dan penuh kehangatan.
2.       Mengoptimalkan tumbuh kembang anak
Pengasuhan positif dari orang tua membuat seluruh aspek tumbuh kembang anak terstimulasi dengan baik. Tidak hanya dari segi fisik, aspek perkembangan kognitif, sosial dan emosional juga diperhatikan oleh orang tua.
3.       Mencegah perilaku-perilaku negatif di kemudian hari
Anak yang mendapat pengasuhan positif akan cenderung memiliki kelekatan yang kuat dengan orang tuanya. Hal ini membentuk perilaku positif di diri anak sehingga perilakun negatif cenderung dapat dicegah.

Komunikasi Efektif
Banyak orang berkata bahwa komunikasi adalah dasar dari hubungan yang baik, termasuk hubungan antara orang tua dan anak. Melalui komunikasi, orang tua menyampaikan pesan kasih sayang pada anak. Melalui komunikasi, orang tua mengajarkan banyak hal pada anaknya. Melalui komunikasi pula, anak dan orang tua saling menyampaikan apa yang mereka inginkan dan harapkan. Tidak ada pengasuhan positif tanpa komunikasi yang efektif. yaitu proses penyampaian pesan dari pengirim pesan dan dapat dipahami oleh penerima pesan dengan nyaman

Apa manfaat komunikasi dalam pengasuhan?
Anak mempelajari perilaku positif dan nilai-nilai melalui komunikasi dengan orang dewasa di sekitarnya, khususnya orang tua. Tanpa komunikasi, tidak ada belajar.
Berikut adalah beberapa manfaat komunikasi efektif.
1.  Anak merasa diterima dan dipercaya orang tua sehingga anak akan membicarakan semua persoalan dengan orang tua.
2. Orang tua lebih mudah menyampaikan harapan terhadap anak dan dapat mengembangkan perilaku positif anak.
3.  Orang tua yang mendengarkan suara anak menunjukkan sikap respek. Anak merasa didengar dan dimengerti dan pada gilirannya akan meningkatkan rasa percaya diri. Pada gilirannya anak juga akan terlatih menjadi pendengar yang baik. 
4.   Anak akan terlatih mengendalikan diri karena dalam komunikasi yang efektif anak dan orang tua akan terlatih untuk menyimak ketika orang lain berbicara
5.  Dengan komunikasi yang baik anak juga akan menyampaikan pendapat, pemikiran, dan perasaannya dengan baik dan terkendali.

Keterampilan komunikasi apa saja yang penting dikuasai orang tua?
1.   Keterampilan berempati
Keterampilan orang tua untuk memahami apa yang dirasakan, diharapkan, dan dipikirkan oleh anak. Mendengarkan tanpa memberi penilaian, menyimak ekspresi, dan memahami perasaan anak sebelum berbicara dengan anak.
2.   Keterampilan menyimak
Keterampilan orang tua untuk bersabar dan fokus dalam menerima pesan dari anak.
3.   Keterampilan bertanya
Keterampilan orang tua dalam membuat dan mengajukan pertanyaan yang membangun percakapan dengan anak.
4.   Keterampilan bercerita
Keterampilan orang tua dalam menceritakan pengalaman atau cerita yang menarik perhatian anak.
5.   Keterampilan memberi umpan balik
Keterampilan memberi respon membantu anak bercerita lebih banyak untuk memperjelas atau mengklarifikasi maksudnya.

Bagaimana cara membangun komunikasi efektif dengan anak?
1.  Orang tua perlu memberi kesempatan pada anak agar bicara lebih banyak. Bagi sebagian orang tua hal ini perlu dilatih terutama pada mereka yang selama ini lebih banyak mendomi nasi pembicaraan dengan misalnya ceramah dan nasehat serta hanya mengharapkan anak mendengar dan menyetujui yang mereka sampaikan.
2. Mendengarkan secara aktif (memberi perhatian, berempati, tidak memotong pembicaraan, dan tidak memberikan penilaian) perlu dikuasai oleh orang tua. Dengan cara ini anak akan merasa dihormati, didengar, dan dimengerti. Ini akan membuat anak mempunyai rasa percaya pada dan perasaan didukung oleh orang tua.
3.   Berkomunikasi dengan tingkat yang sejajar dengan anak. Hal ini tidak saja terkait dengan posisi tubuh sehingga memungkinkan kontak mata dan membaca bahasa tubuh anak, teruta ma jika anak masih kecil, tetapi juga terkait dengan bahasa yang digunakan yang harus disesuaikan dengan usia anak.
4.   Bahasa yang pendek, tidak bertele-tele, dan jelas perlu digunakan agar pesan yang disam- paikan orang tua mudah dipahami dan diterima oleh anak. Selain itu bahasa yang positif akan lebih mendukung anak daripada bahasa yang negatif.

Apa saja penghalang dalam berkomunikasi?
Cara berkomunikasi yang efektif kelihatannya mudah, namun dalam praktik sehari-hari ternyata tanpa kita sadari banyak hal yang membuat itu tidak terjadi. Berikut beberapa hal yang sering kita lakukan :
1.       Menyalahkan
Contohnya: “Kamu sih ga mau dengerin Ibu, kan Ibu sudah bilang, siapkan PR kamu dari malam.”
2.       Meremehkan
Contoh: “Ah kamu, begitu saja tidak bisa?”
3.       Perintah
Contoh: “Pokoknya, kamu harus masuk jurusan IPA”
4.       Ceramah
Contoh: “Kamu ini kebiasaan ya pulang sore-sore. Kan mama sudah bilang kalau selesai sekolah langsung pulang. Kamu jadi anak itu harus menurut sama orang tua. Kamu tau tidak kalau anak yang tidak menurut itu nanti kalau sudah besar susah menjadi orang sukses.Kamu memangnya mau jadi orang yang tidak sukses?”
5.       Memberi label
Contoh: “Dasar pemalas”
6.       Mengejek
        Contoh: “Jelek banget sih gambar kamu?”
7.       Membandingkan
Contoh: “Masa gini aja ga bisa? Tuh lihat teman kamu, dia dapat nilai bagus.”
8.       Menyindir
Contoh: “Duh pinter banget sih ini anak Ayah, nilainya merah semua”

Ungkapan-ungkapan negatif itu bisa menimbulkan rasa marah, dendam, minder, dan/atau banyak perasaan negatif yang lain. Jika sebelumnya anak sudah mempunyai perasaan seperti yang orang tua ungkapkan, maka yang disampaikan orang tua hanya akan mengonfirmasi saja. Ingat ucapan kita ke anak adalah doa kita.


Disiplin Positif
Ketika anak melakukan kesalahan atau berperilaku yang tidak kita inginkan, reaksi yang sering kita lakukan baik di rumah maupun di sekolah adalah memberikan hukuman fisik maupun verbal kepadanya. Ketika seorang anak memecahkan piring karena berlari-lari di dalam ruangan, kadang kita langsung memukul tangan anak itu atau menjewer telinganya. Ada orang tua yang bahkan mengunci anaknya di kamar mandi ketika anak melakukan kenakalan. Pada anak-anak yang lebih besar, ketika mereka membantah yang kita katakan kadang membuat kita emosi dan memukul anak kita.
Banyak yang berpendapat bahwa kita melakukan itu agar anak disiplin, bahkan ada pepatah di sebagian masyarakat kita bahwa ‘di ujung rotan ada emas’. Pepatah ini yang membuat kita membayangkan bahwa disiplin banyak berkaitan dengan kekerasan. Padahal, pembentukan disiplin dengan cara negatif dapat memberikan dampak kurang baik pada anak. Oleh karena itu, saat ini berkembang pendekatan disiplin positif dalam membentuk perilaku anak.
Disiplin positif adalah cara menumbuhkan disiplin yang didorong oleh kesadaran dalam diri anak tanpa hukuman/ancaman dan hadiah atau sogokan. Anak berusaha untuk tidak melakukan sesuatu yang salah karena memahami akan konsekuensi yang terjadi. Disiplin positif merupakan pembentukan kebiasaan dan tingkah laku positif anak yang melibatkan dukungan orang tua berupa ketegasan dan kasih sayang sehingga keterampilan sosial anak dapat berkembang dengan optimal, bukan mengendalikan anak dengan kekerasan atau hukuman.

Tujuan disiplin positif :
1.       Membuat anak dapat bertanggung jawab terhadap tingkah lakunya.
2.       Memberikan kesempatan kepada anak untuk membangun tingkah laku sesuai dengan yang diinginkan oleh lingkungannya.
3.      Mengajarkan anak bagaimana bertingkah laku, memahami mana yang benar dan mana yang salah.

Manfaat disiplin positif
1.       Dapat menumbuhkan kepercayaan diri anak
2.       Dapat mendukung kemandirian anak dan rasa bertanggung jawab atas dirinya
3.       Dapat mendukung lingkungan yang lebih baik dalam keluarga

Apa yang perlu diketahui sebelum menerapkan disiplin positif?
1.       Pahami tahap perkembangan anak.
Karakteristik anak di setiap tahap perkembangan berbeda-beda. Orang tua perlu memahami karakteristik umum anak di tiap tahap perkembangan serta bagaimana pengasuhan yang sesuai untuk tiap tahap perkembangan.
2.       Kenali kekhasan anak.
Anak terlahir dengan sifatnya masing-masing. Misalnya, ada yang mudah berkenalan dengan orang baru dan ada yang lambat mengenal orang lain.
3.       Pahami kebutuhan anak
Setiap anak memiliki kebutuhan dasar (makan, minum, tidur, main) yang perlu dipenuhi. Misalnya: Anak yang sedang kelelahan, mengantuk, dan lapar akan sulit mengikuti aturan dan mematuhi kesepakatan. Saat menerapkan disiplin, orang tua juga perlu memahami dan memenuhi kebutuhan anak.

Apa tantangan dan hambatan orang tua saat menerapkan disiplin positif
1.       Pengalaman masa lalu orang tua
Pengalaman saat menjadi anak akan memengaruhi cara menerapkan disiplin pada anak saat ini. Banyak pengalaman yang dapat diterapkan pada anak kita, tetapi ada juga pengalaman yang tidak perlu diulang.
2.       Emosi orang tua
Saat menerapkan disiplin, ada berbagai emosi yang dirasakan oleh orang tua. Hal tersebut sangat wajar dialami, tetapi perlu dikendalikan dengan baik.

Bagaimana cara menumbuhkan disiplin pada diri anak?
1.       Membuat kesepakatan Bersama
Menyepakati aturan untuk anggota keluarga sangat penting sehingga semua anggota keluarga tahu mana yang boleh dan tidak serta mengetahui konsekuensinya jika perilaku yang tidak diinginkan terjadi.
2.       Sabar dan percaya diri
Untuk mendisiplinkan anak dituntut kesabaran yang tinggi dan keyakinan bahwa orang tua memiliki kemampuan dalam mendisiplinkan anak.
3.       Tenang
Sikap tenang orang tua diperlukan agar pesan yang disampaikan lebih jelas sehingga mudah dipahami anak.
4.       Konsisten
Orang tua harus konsisten dengan keputusan atau aturan yang telah ditetapkan bersama. Aturan untuk memberitahu jika pulang terlambat, tidak berkata kasar, dan berdoa sebelum makan akan lebih mudah dilakukan jika orang tua memberi teladan dengan konsisten mengikuti aturan-aturan itu. Pesan yang membingungkan akan diterima anak jika  aturan hanya berlaku pada mereka sedangkan orang tua diperbolehkan, misalnya merokok dan mengonsumsi minuman keras.
5.       Memberikan penjelasan
Untuk menumbuhkan sifat kritis di keluarga, aturan yang dibuat harus didasarkan atas alasan yang kuat. Untuk itu orang tua, atau bahkan anak yang sudah menginjak dewasa, harus mampu menjelaskannya. Jika ini dilakukan anak akan terlatih melakukan sesuatu atas dasar alasan yang kuat, tidak karena alasan kepatuhan, ancaman hukuman, atau iming-im ing hadiah.
6.       Tidak mudah menyerah
Jangan mudah terpancing oleh perilaku anak sehingga menimbulkan kemarahan. Bila menghadapi kegagalan ulangi kembali, percayalah anak mampu belajar disiplin.
7.       Menghindari melakukan kekerasan
Hindari mencaci, mengecam, memukul anak, karena bisa membuat anak benci, dendam, dan mengacuhkan orang tuanya.
8.       Hindari memberikan iming-iming agar anak mau berperilaku baik
Anak berperilaku baik seharusnya karena kesadaran bahwa perilaku itu akan membawa manfaat untuk dirinya dan bahkan lingkungannya. Seharusnya anak berperilaku baik bukan karena hadiah yang dijanjikan. Sebagai contoh, orang tua perlu menjelaskan pada anak bahwa mandi akan membuat dirinya nyaman, bukan karena akan mendapatkan hadiah setelah mandi.
9.       Mendampingi anak tidak hanya pada saat sukses, tetapi juga pada saat sulit
Anak kadang mengalami tekanan di lingkungan rumah atau di sekolahnya, mungkin karena mengalami perundungan, hasil ujian yang rendah, atau tidak bisa mengikuti gaya hidup temannya. Orang tua diharapkan tidak menyalahkan anak atau menyepelekan masalah yang dihadapi tetapi memberi semangat.
10.   Jangan mengungkit-ungkit perilaku negatif di masa lalu
Semua orang pernah berlaku salah, termasuk anak kita. Ketika itu terjadi ada perasaan bersalah, malu, dan ingin orang lain tidak tahu. Jika orang tua mengungkit-ungkit perila- ku yang salah itu, tidak mustahil anak merasa tidak nyaman karena diingatkan atas sesuatu yang ingin dia lupakan dan tinggalkan. ungkit perilaku yang salah itu, tidak mustahil anak merasa tidak nyaman karena diingatkan atas sesuatu yang ingin dia lupakan dan tinggalkan.

Bagaimana cara menumbuhkan disiplin pada diri anak?
Keluarga memerlukan aturan dan batasan yang jelas tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan untuk kepentingan bersama. Sangat penting untuk melibatkan anak dalam menentukan aturan itu. Untuk itu diperlukan kesepatakan bersama. Kesepakatan bersama yang dipraktikkan akan mendorong anak terbiasa melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik dan teratur. Ini menjadi modal penting dalam menumbuhkan disiplin positif.

Berikut adalah beberapa tips pembuatan kesepakatan bersama.
1.     Aturan dan kesepakatan bersama yang dibuat sedapat mungkin berlaku untuk semua anggota keluarga.
2.       Aturan dibuat singkat, mudah dimengerti, dan diingat oleh semua anggota keluarga.
3.   Aturan dibuat tertulis dan ditempelkan pada dinding yang dapat dilihat oleh semua anggota keluarga.
4.       Setelah beberapa waktu, aturan bisa dilihat bersama untuk dinilai apakah perlu diganti atau diperbaiki.
5.    Semua anggota keluarga melaksanakan kesepakatan secara terus-menerus dan terapkan konsekuensi yang tepat saat ada pelanggaran.

Pengasuhan yang diberikan orang tua kepada anak memberikan dampak yang sangat besar pada anak, baik saat ini maupun di masa depannya. Oleh karena itu, pemberian pengasuhan yang positif sangat penting untuk diterapkan oleh orang tua. 

Video Pengasuhan Positif : 



Sumber : Modul Pengasuhan Positif. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.




4 komentar:

  1. Dear admin.. mau tanya dunk...
    #pengasuhan_positif
    Bagaimana mensiasati bila anaknya megalami hambatan komunikasi dalam penerapan komunikasi kreatif."
    Trims... Reader..

    BalasHapus
  2. Selamat sore Akang Bino, sebelumnya saya ucapkan terimakasih sudah mengunjungi blog saya. Iya kang, memang ada anak yang mengalami hambatan dalam berkomunikasi baik karena yang dikarenakan oleh masalah fisik maupun masalah lainnya, disini orangtua tetap memegang peranan utama yaitu orang tua menyampaikan pesan kasih sayang pada anak, dalam berbagai bentuk. Sehingga anak akan tumbuh percaya diri dan komunikasi efektif pun akan terbangun sejak kecil.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi komunikasi itu bukan secara oral aja ya... Jadi dengan gerakan anggota tubuh juga bisa membuat suatu komunikasi uang positif..
      Trimakasih Admin atas jawabannya..
      Regrad.. Reader...

      Hapus
    2. Iya betul.
      Sama - sama akang Bino

      Hapus

Pengasuhan Positif

PENGASUHAN POSITIF Pengertian Pengasuhan Positif  Pengasuhan positif merupakan pengasuhan yang berdasarkan kasih sayang, salin...

Wikipedia

Hasil penelusuran